Brigitte Nerlich, Nelya Koteyko, dan Brian Brown pada tahun 2010 mempublikasikan tulisannya tentang komunikasi lingkungan berkaitan dengan perubahan iklim. Tulisan ini diterbitkan dalam Advanced Review Edisi I Bulan Januari-Februari 2010 dengan nomor DOI: 10.1002/wcc.002. Review tersebut berisi ulasan tentang pentingnya penggunaan bahasa dalam komunikasi.
Mengkomunikasikan perubahan iklim adalah sesuatu yang rumit disebabkan dua hal. Pertama, bahwa perubahan iklim (climate change) adalah hal yang kompleks untuk dipahami. Kedua, bahwa proses komunikasi bukanlah sesuatu yang sederhana. Kedua hal ini menyebabkan proses mengkomunikasi perubahan iklim menjadi sesuatu yang lebih kompleks. Lebih jauh lagi, komunikasi bukan hanya ditujukan untuk mengubah rasionalitas publik, tetapi bagaimana agar suatu masalah lingkungan menjadi menarik untuk dibahas dan memiliki makna.
Beberapa studi menyatakan bahwa komunikator perubahan iklim harus mengkolaborasikan aspek kognitif, emosional dan perilaku ketika menstimulus masyarakat untuk berperilaku yang ramah terhadap lingkungan. Nerlich dkk menilai, komunikasi tidak akan efektif jika hanya memperbanyak saluran komunikasi atau memperbanyak pesan lingkungan. Yang paling penting dalam komunikasi lingkungan adalah penggunaan bahasa.
Bahasa adalah instrumen praktis untuk menstimulus perilaku masyarakat. Bahasa adalah sinyal yang selalu digunakan masyarakat dalam kehidupannya. Banyak ahli bersepakat bahwa masalah perubahan iklim adalah isu krusial. Banyak juga ahli yang bersepakat adanya faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi perubahan perilaku. Namun masih sedikit yang meneliti tentang “apa yang seharusnya dibicarakan tentang perubahan iklim?”, "bahasa apa yang seharusny digunakan?".
Kesadaran tentang perubahan iklim memang telah ditingkatkan, informasi juga sudah cukup tersedia, tetapi mengapa masih sulit membentuk perilaku yang responsif terhadap perubahan iklim? Bagaimana peran komunikasi dalam perubahan perilaku? Komunikasi perlu menggunakan campuran mode dan strategi, dari verbal ke visual, dari kata yang diucapkan ke pesan digital. Pesan dari seorang komunikator lingkungan baru akan dipahami jika mereka memahami masyarakat, nilai-nilai masyarakat, ketakutan masyarakat, harapan, dan situasi komunikasi yang terjadi dalam masyarakat. Peran bahasa dalam hal ini adalah mengarahkan individu pada cara pandang tertentu dalam menafsirkan, mendefisnisikan, dan berfikir tentang perubahan iklim.
Metafora adalah salah satu pilihan bahasa yang dapat digunakan. Contoh penggunaan metafora adalah mengaitkan masa usia manusia yang tidak lama lagi disebabkan dampak perubahan iklim. Inti penggunaan bahasa metafora adalah analogi dalam menjelaskan perubahan iklim dan pentingnya penyesuaian perilaku dalam mengurangi dampak lingkungan. Contohnya "manusia mungkin dapat hidup tanpa gadget dalam genggaman, namun manusia tidak dapat hidup tanpa air".
Referensi
Nerlich B, Koteyko N, Brown B. (2010). Theory And Language Of Climate Change Communication. Advanced Review. January-February 2010 (1). DOI: 10.1002/wcc.002
Bogor, 03 Oktober 2018
Contact me on Facebook Megafirmawanti Lasinta or Instagram @megaflasinta
0 komentar:
Post a Comment