“Siapa sih yang masih meragukan keindahan alam Indonesia? Sebuah negeri yang disebut-sebut sebagai surga dunia. Pasir putih, laut biru, suara debur ombak, langit cerah dan sahut-sahutan cuitan burung bukanlah kata yang cukup menggambarkan betapa alam adalah sebuah harmoni indah pemberian Allah. Wujud syukur atas anugerah tersebut tentunya tidak akan cukup diwakilkan hanya dengan kata-kata, tetapi lebih dari itu, tindakan nyata menjaga alam dengan penuh tanggungjawab adalah sebuah keharusan”.
Tulisan saya kali ini berisi cerita perjalanan kesalah satu pantai di Banggai Kepulauan. Kami sering menyebutnya Pantai Mandel. Dari tempat tinggal saya, desa Sambiut, perjalanan menuju pantai Mandel dengan kendaraan motor dapat ditempuh kurang lebih 40 menit, tergantung seberapa laju kamu memacu kendaraan.
Tepat pukul 08.00 WITA dibulan Juni lalu, saya dan keluarga dengan kendaraan motor masing-masing bergegas menuju pantai Mandel. Kami harus melewati beberapa desa yakni Tone, Abason, Lopito, Kombutokan, dan Nosuon sebelum akhirnya sampai ditujuan. Letak Pantai Mandel sangat dekat dengan jalan Trans Pulau Peling sebagai satu-satunya akses darat menuju pantai tersebut.
Langit biru dan deretan nyiur yang melambai-lambai menyambut kami dengan suka cita pagi itu. Satu tenda kami dirikan untuk tempat berteduh menikmati bekal makanan yang telah kami siapkan dari rumah.
Tak mau berlama-lama dengan urusan tenda dan perbekalan, kami menikmati pantai dan laut Mandel dengan cara masing-masing. Ada yang segera menceburkan diri di laut, ada yang melakukan swafoto terlebih dahulu, ada juga yang memutuskan duduk ditenda menjadi pengamat setia, kebanyakan mereka adalah golongan yang tua-tua, hehe.
Pantai Mandel menurut saya adalah paket komplit pemandangan dengan nuansa alam yang belum tersentuh tangan manusia. Air lautnya jernih hingga menampakan pasir putih didasarnya. Suara debur ombak menenangkan jiwa. Pun pemandangan langit dan jejeran nyiur indah menjadi bagian yang tidak kalah mempesona. Tidak hanya itu, gugusan batu-batu karang yang kokoh menjadi pelengkap pemandangan yang semakin membuat saya yakin bahwa Mandel adalah salah satu surga dunia di Indonesia.
Harmoni keindahan alam ini membuat hati terus berdecak kagum mengucap syukur. Sungguh alam Indonesia sangatlah elok seperti keramahan masyarakatnya. Akankah ini bertahan hingga dapat dinikmati generasi tahun-tahun berikutnya? Semoga saja, ya? Karena disamping keramahan masyarakatnya, negeri plus enam dua ini juga merupakan salah satu negeri dengan permasalahan lingkungan yang belum selesai. Sampah-sampah masih saja dibuang sembarangan. Keserampangan membuang sampah ini tentu bukanlah sepenuhnya salah masyarakat, tetapi juga menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan teknologi pengelolaan sampah yang memadai hingga sampah tersebut tidak lagi berdampak buruk bagi lingkungan. Hm...., well, sekian dulu cerita singkat ini. Semoga saya dan teman-teman yang membaca ini menjad bagian dari solusi permasalahan sampah di Indonesia, bukan malah sebaliknya.
0 komentar:
Post a Comment