Akhir-akhir ini perasaan rindu rumah semakin menjadi saja. Kadang sampai demam aku dibuatnya. Mungkin frekuensi kerinduanku dengan ayah dan ibu saat itu sedang sering saling bertemu. Hingga bulir-bulir air mata selalu menjadi obat yang menjadi pereda penurun panas, ahha, rada lebay. Tapi memang begitu adanya. Lalu dalam satu malam di November kemarin, satu mimpi menjadi hal yang sangat jelas kuingat hingga detik tulisan ini kubuat. Seperti kejadian nyata yang meninggalkan pesan membekas dari sang ayah kepada anaknya.
Aku lupa setiap detail scene dalam mimpi itu, namun pesan yang sangat jelas terngiang adalah tentang kepatuhanku yang nantinya harus kualihkan pada orang baru pengganti ayah. Oh ya Rabb. Sungguh selama ini ayah adalah sosok yang sedikit bicara namun tegas dengan balutan kelembutan. Beberapa bulan terakhir ini memang banyak hal yang sering kutanyakan pada beliau. Meminta pertimbangan ini dan itu. Apakah akan kesini atau kesitu, dan hal-hal lain yang akan berpengaruh dan menjadi tahapan penting dalam hidupku. Anehnya semua jawaban beliau tak ada yang ku tolak, semua kuterima dengan penuh kepatuhan.
Hingga suatu malam, kami seperti berbincang lewat mimpi. Lalu beliau berpesan dengan jelas padaku “Wahai anakku, kelak posisi ayah akan digantikan oleh laki-laki lain, tugasmu adalah berganti patuh padanya. Kelak apa-apa yang kau minta akan kau sampaikan padanya, bukan ke ayah lagi, kelak pertimbangan-pertimbangan penting dalam hidupmu akan lebih sering kau sampaikan padanya, bukan ke ayah lagi”.
Lalu pada pagi harinya seperti ada perasaan haru yang mendalam bahwa memang waktu itu akan tiba. Kemudian benar, bahwa kepatuhanku selanjutnya akan beralih pada sosok baru. Semoga memang sosok itu adalah laki-laki yang pantas untuk dipatuhi tanpa harus menjadi tukang perintah, dan semoga aku menjadi perempuan yang patuh tanpa harus merasa terkekang. Semoga kamu yang baca ini juga ya.....
Bogor, Kota Hujan
4 Desember 2019
22.23 WIB
[Semoga kita bertemu diruang nyata]
Aku lupa setiap detail scene dalam mimpi itu, namun pesan yang sangat jelas terngiang adalah tentang kepatuhanku yang nantinya harus kualihkan pada orang baru pengganti ayah. Oh ya Rabb. Sungguh selama ini ayah adalah sosok yang sedikit bicara namun tegas dengan balutan kelembutan. Beberapa bulan terakhir ini memang banyak hal yang sering kutanyakan pada beliau. Meminta pertimbangan ini dan itu. Apakah akan kesini atau kesitu, dan hal-hal lain yang akan berpengaruh dan menjadi tahapan penting dalam hidupku. Anehnya semua jawaban beliau tak ada yang ku tolak, semua kuterima dengan penuh kepatuhan.
Hingga suatu malam, kami seperti berbincang lewat mimpi. Lalu beliau berpesan dengan jelas padaku “Wahai anakku, kelak posisi ayah akan digantikan oleh laki-laki lain, tugasmu adalah berganti patuh padanya. Kelak apa-apa yang kau minta akan kau sampaikan padanya, bukan ke ayah lagi, kelak pertimbangan-pertimbangan penting dalam hidupmu akan lebih sering kau sampaikan padanya, bukan ke ayah lagi”.
Lalu pada pagi harinya seperti ada perasaan haru yang mendalam bahwa memang waktu itu akan tiba. Kemudian benar, bahwa kepatuhanku selanjutnya akan beralih pada sosok baru. Semoga memang sosok itu adalah laki-laki yang pantas untuk dipatuhi tanpa harus menjadi tukang perintah, dan semoga aku menjadi perempuan yang patuh tanpa harus merasa terkekang. Semoga kamu yang baca ini juga ya.....
Bogor, Kota Hujan
4 Desember 2019
22.23 WIB
[Semoga kita bertemu diruang nyata]