Adakah manusia didunia ini yang bisa bertahan hidup tanpa asupan makanan? Tentu tidak ada. Berbagai hasil penelitian ilmiah menyatakan; manusia memiliki batas waktu tertentu untuk mampu bertahan hidup tanpa makan dan minum. Tanpa makan, manusia dapat bertahan hingga tiga minggu. Namun tanpa minum, manusia hanya bisa bertahan selama 4-7 hari tergantung pada situasi yang dialaminya.
Makan adalah bagian dari pola hidup yang tidak boleh dilakukan sembarangan. You are what you eat, begitu kata banyak orang. Asupan makanan akan menentukan kondisi kesehatan seseorang. Jika kita memasukkan sesuatu yang baik-baik kedalam tubuh, maka secara umum kondisi tubuh kita akan baik. Sebaliknya, jika hal-hal buruk yang kita konsumsi maka kondisi tubuh kita jelas juga buruknya. Sesuatu yang baik misalnya sayuran, buah-buahan, dan segala sesuatu yang diolah dengan cara baik; tidak mengandung minyak dan tepung berlebihan.
Mari kita sama-sama belajar tentang asupan makanan berdasar pendapat ahli gizi. Meskipun pada dasarnya, suri teladan kita Rasulullah s.a.w. telah memberikan contoh yang tidak dapat terbantahkan.
Tentang pola makan, Rasulullah s.a.w. telah memberi teladan. Bahwa sepanjang hidupnya, beliau lebih sering lapar dan tidak pernah kenyang *cek kajian Dr. Zaidu di youtube. Dalam hal ini, tentunya kita sudah sama-sama paham; bahwa Rasulullah sangat sering berpuasa. Jika ada makanan dirumahnya, beliau akan berbuka (makan). Namun jika tidak, beliau akan berpuasa. Sesederhana itu Rasulullah dalam pola makan beliau.
Bagaimana dengan kita? Terkadang kita berlebihan dalam mengisi perut yang lapar. Sudah porsinya terlalu banyak, zat yang terkandung dalam makanannya juga belum tentu baik. Jika kita masih tidak mengontrol pola makan, maka bukanlah sesuatu yang mengagetkan jika kita sering tidak enak badan, kondisi fisik lemah, mudah sakit dan ujung-ujungnya menghambat aktivitas sehari-hari.
Ada baiknya kita tinjau kembali satu hadist Rasulullah s.a.w. tentang pola makan, “bahwa makanlah kalian hanya sekedar untuk menegakkan tulang sulbi (tulang belakang)”.
Artinya apa? Bahwa makan tidaklah bertujuan untuk kenyang, tetapi sekedar menegakkan tulang belakang agar kita tetap dapat beribadah sehari-hari. Jika satu mangkok sop sayur sudah cukup mengisi perut, untuk apa menambahnya lagi dengan yang tidak perlu?
Mari sama-sama belajar dan mulai perbaiki pola makan. [Ega]
0 komentar:
Post a Comment