Sebelum berpanjang dan lebar, catatan penting dalam tulisan ini tentang penggunaan kata tarbiyah, bukanlah berdasarkan definisi bahasa arab atau definisi istilah berdasarkan literatur-literatur ilmiah. Tarbiyah dalam hal ini adalah apa yang saya alami, yang saya ikuti, yang saya jalani. Deal Ya
What Else?
Banyak sekali jika saya harus mendeskripsikan satu persatu manfaat apa yang sudah saya rasakan sejak pertama kali ikut tarbiyah. Untuk duka, sepertinya hampir tidak ada duka yang saya rasakan ketika ikut tarbiyah. Mungkin yang berat itu konsistensi ya. Sekedar sharing saja, biasanya yang menjadi tantangan tarbiyah itu adalah rasa malas. Biasanya karena alasan lokasi yang jauh. Hujan. Panas. Becek. Gak punya payung. Dan segala macamnya yang pada dasarnya masih bisa diupayakan. Jauh? Ya memang itu salah satu ujian, yang indah-indah itu butuh perjuangan. Hujan, panas, dan gak ada payung? Pinjam punya teman. Kalau alasannya adalah malas. Ya wassalam saja. Banyak-banyaklah beristigfar. Astagfirullah.
Tarbiyah itu selaras dan tidak hanya membahas soal individu saja. Penekanan utama dalam tarbiyah adalah bagaimana merubah diri sendiri. Namun, tarbiyah juga membangun kepedulian terhadap ummat. Kita tidak mau masuk surga sendirian, bukan?
Kalau diuraikan berdasarkan pemahaman (saya), mungkin skemanya begini ya. Tarbiyah merupakan salah satu sarana untuk belajar tentang islam secara lebih mendalam. Pemahaman tentang islam yang baik akan terinternalisasi kedalam diri kita secara individu dan berujung pada kesadaran untuk merubah perilaku sesuai dengan nilai-nilai islam. Tentunya perilaku ini tidak hanya akan berefek pada level invidu semata, tetapi juga akan membawa pengaruh pada lingkungan yang lebih luas seperti keluarga, masyarakat sekitar, bahkan memberikan pengaruh pada masyarakat global. Jika skema ini berjalan dengan baik dan terus menerus. Maka yakinlah bahwa kejayaan islam akan mudah diraih. Oh ya, Kejayaan islam bukan berarti meniadakan kepercayaan yang lain. Islam itu damai dan mendamaikan. Islam itu menghargai perbedaan dengan cara yang bijak. Islam itu menangungi. Jangan takut dengan islam.
Sudah ya, banyak sekali kalau mau merumuskan dan menjelaskan tentang tarbiyah. Sepertinya tidak akan cukup dalam tiga edisi. Butuh berhalaman-halaman kalimat untuk mendeskripsikan mengapa saya memilih tarbiyah, haha. Mungkin sebagai closing statement; dunia saat ini sepertinya sudah mau kiamat ya, hiruk pikuk dunia semakin menjadi. Orang-orang sibuk dengan mengejar prestasi dunia namun lupa kemana jalan pulang dan kepada apa ia akan kembali. Orang-orang saat ini sibuk dengan memperkaya diri, dan tak ingat bahwa banyak masyarakat miskin yang perlu di santuni. Orang - orang mungkin lupa bahwa kebahagiaan hakiki adalah ketika dapat melihat wajah Allah di surga nanti. Ya, dunia semakin parah, masalah sosial merajalela. Siapa lagi yang akan memperbaiki kalau bukan kita? Tarbiyahlah, karena memperbaiki diri sendiri berarti kita sedang memperbaiki ummat.
Tuuu kan banyak nulisnya. Intinya begitulah pokoknya. Mari jadikan tarbiyah sebagai jalan hidup.
Sudah ya.
Semoga kita bertemu di ruang yang nyata
[Ega]
0 komentar:
Post a Comment