Well, Gaes, Assalamu'alaikum. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya. Tulisan kali ini berisi essai yang saya apply ketika mendaftar beasiswa LPDP untuk studi magister saya. Semoga menambah inspirasi untuk teman-teman yang saat ini menjadi pejuang beasiswa. Selamat membaca :)
Sukses Terbesar dalam Hidup
Sukses terbesar dalam hidup. Sepintas kalimat itu membawa ingatan pada beberapa prestasi yang pernah tertoreh. Menceritakan kesuksesan dalam hidup adalah upaya mengorek memori masa lalu, bahwa sejak kecil hingga remaja, saya tumbuh sebagai seorang yang berambisi dalam hal prestasi. Ini adalah bentukan keluarga. Ayah dan Ibu selalu mengutamakan pendidikan dan mendorong anaknya untuk aktif dalam berbagai perlombaan. Tak salah, dorongan dari orang tua membuat saya menjadi siswa yang berprestasi di sekolah dan sering menjadi peringkat pertama dikelas, saat SD, hingga SMA. Tak hanya prestasi akademik, dibidang nonakademik seperti MTQ saya pernah berlomba hingga ke tingkat provinsi. Saya juga aktif dalam seni seperti lomba tarian daerah, lomba puisi, ataupun lomba pidato. Bagi saya, itu adalah kesuksesan.
Pencapaian pada bidang tertentu tidak cukup menutupi keinginan berprestasi. Saya selalu aktif berorganisasi, bahkan mulai SD saat menjadi ketua kelas. Ketika SMP, saya menjadi Ketua Osis, dan saat SMA berperan sebagai Koordinator Keputrian Rohis Osis sekaligus beraktifitas di Pelajar Islam Indonesia (PII). Berkat keaktifan dalam berbagai kegiatan tersebut. Saya memiliki banyak teman dan relasi yang baik dengan guru-guru saya di SMA tempat saya belajar. Hal itu membanggakan dan membahagiakan. Bagi saya, itu adalah kesuksesan.
Hidup terus berlanjut dan prestasi terus terukir. 2010 adalah tahun pertama saya di Yogyakarta. Di kota pelajar ini, saya mendapat pelajaran berharga. Bahwa hidup, bukan hanya tentang prestasi yang pernah diraih, bukan hanya sekedar terkenal karena terlahir sebagai anak seorang terpandang, dan bahwa hidup bukan sekedar mempunyai banyak teman.
Hidup adalah tentang memberi dan berbuat untuk orang lain. Tentang menyadari dan mengenal siapa sebenarnya diri kita. Tentang berbuat sesuatu atas dasar kesadaran, dan tentang bagaimana memandang manusia sebagai manusia. Inilah yang saya sebut sebagai kesuksesan terbesar dalam hidup.
Yogyakarta merubah saya untuk berbuat lebih banyak demi orang lain. Bukan sekedar prestasi pribadi. Inilah yang mengantarkan saya memilih menjadi pengajar di salah satu TPA, membersamai mereka yang belajar Alqur’an. Tak hanya itu, saya juga bergabung dengan Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Yogyakarta sebagai sekretaris. Saya juga pernah mendapat beasiswa prestasi akademik di kampus selama satu tahun. Bagi saya, itu adalah kesuksesan.
Hal lain, saya bergabung dengan sebuah LSM perlindungan perempuan di Yogyakarta, Rifka Annisa WCC. Suatu waktu, Rifka Annisa membuka kesempatan menjadi relawan Humas Media. Saya mendaftar, kemudian diterima lewat seleksi esai dan wawancara. Setelah menjadi relawan, saya mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri, menemukan wadah untuk menulis di website Rifka Annisa dan majalah Rifka Media. Saya juga mendapat kepercayaan mengelola media sosial dan website serta email lembaga sebagai corong informasi. Saya turut serta terlibat sebagai fasilitator RGTS (Rifka Goes To School) dengan memberikan materi kepada remaja sekolah tentang kekerasan terhadap perempuan dan pencegahannya.
Saya pernah menjadi narasumber dalam program siaran Bicara Radio Istakalisa FM. Tak hanya itu, saya juga mendapat kesempatan mengikuti pelatihan dalam skala nasional seperti training fasilitator di Bogor, training feminisme di Yogyakarta, dan training lainnya di Yogyakarta. Selebihnya, mewakili Rifka Annisa dalam undang-undangan tertentu adalah hal yang cukup sering saya lakukan sebagai perwakilan Divisi Humas Media. Bagi saya, itu adalah kesuksesan.
Maka, jika ditanya tentang kesuksesan terbesar dalam hidup, dapat dikatakan bahwa saya berada pada titik kesuksesan terbesar dengan apa yang saya jalani saat ini. Kesuksesan bukan dilihat dari profesi apa yang sedang kita jalani, tetapi bagaimana aktivitas yang kita lakukan bermanfaat bagi orang lain. Saat ini saya sedang berproses untuk meniti tangga kesuksesan selanjutnya. Bukan berarti saat ini saya tidak sukses, tetapi sedang menapaki satu demi satu tangga kesuksesan yang lebih besar, untuk kontribusi yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
0 komentar:
Post a Comment