Isu lingkungan saat ini telah menjadi masalah diseluruh dunia, bahkan kesepakatan pembangunan lingkungan melalui SDGs menempatkan tersedianya air bersih sebagai isu krusial yang harus dituntaskan. Tentu krusial, sebab air adalah sumber kehidupan manusia. Kita bisa saja hidup sehari, dua hari, atau bahkan sebulan tanpa gadget. Tapi bisakah kita hidup tanpa air? Jawabnya; adalah sulit bertahan hidup tanpa adanya air dimuka bumi ini.
Kajian komunikasi pembangunan salah satunya berfokus pada pengelolaan air yang berkelanjutan. Artinya, penggunaan air hari ini harus memperhatikan ketersediaan air dimasa depan. Sumber air, khususnya di Indonesia melimpah, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, ketersediaan air dimasa depan bisa saja terancam. Salah satu sumber air yang sering tidak diperhatikan kebersihannya adalah sungai.Sungai pada masa lampau adalah sumber air utama bagi masyarakat. Rata-rata aktivitas menggunakan air dilakukan di sungai, mencuci baju, cuci piring, bahkan untuk mandipun, orang-orang zaman baheula menggunakan air sungai. Lambat laun, kualitas air sungai mulai menurun seiring semakin banyaknya penduduk yang menyebabkan tingkat aktivitas menjadi padat. Sungai beralih fungsi menjadi tempat sampah raksasa untuk pembuangan segala jenis limbah. Baik limbah industri, rumah tangga, maupun limbah dari aktivitas medis.
Alih fungsi sungai menjadi tempat sampah raksasa tersebut baru disadari menimbulkan bencana seperti banjir atau ancaman kesehatan berupa menyebarnya penyakit diare pada masyarakat di sempadan sungai. Jika hal ini tidak diantisipasi, tentunya keberlanjutan kehidupan manusia bisa saja terancam. Lalu, bagaimanakah memulai?
Komunikasi pembangunan adalah salah satu bidang ilmu yang mengkaji tentang manusia dan lingkungan. Salah satu ahli dibidang ini adalah Robert Cox melalui teori komunikasi lingkungan yang ia tuangkan dalam buku Environmental Communication and The Public Sphere. Pada intinya, manusia dan alam memiliki interaksi kuat yang saling berkaitan. Jika perilaku lingkungan seseorang baik, maka baik juga kualitas lingkungan. Sebaliknya. Buruknya lingkungan adalah gambaran buruknya perilaku manusia.
Dalam kitab suci umat Islam (Al-Qur’an) telah banyak diberitakan tentang air. Kawan cobalah cek di QS.41:39, QS.50:11, QS.45:5, QS.2:164, QS.22:5, QS.30:24, QS.11:7 dan masih banyak ayat-ayat lain. Jika ditelaah dengan Tafsirnya, jelaslah akan memberikan makna yang lebih dalam. Masalah lingkungan yang terjadi saat ini disebabkan perilaku kita yang tidak ramah lingkungan, karena kita tidak menyadari bahwa lingkungan adalah ciptaan Allah yang harus kita jaga, kita manfaatkan dengan arif dan bijaksana.
0 komentar:
Post a Comment