Tentang menulis, terkenal diseluruh Indonesia, dan menerbitkan buku. Hehe, panjang sekali ya judul tulisannya. Semoga tidak membosankan.
Saya rasa, semua orang rasanya ingin namanya dikenang dengan kebaikan-kebaikan yang pernah ia tularkan, karya yang pernah ia ciptakan, dan segala sesuatu yang baik-baik. Seperti yang pernah saya pelajari, bahwa sesungguhnya ketika kita mendapati seseorang telah meninggal dunia, janganlah berbicara tentangnya kecuali tentangkebaikan yang pernah ia lakukan. Lalu, marilah kita sebut sesuatu yang manusiawi, tentang ingin terkenal itu. Tentang ingin dikenang itu.
Sebenarnya sekitar dua minggu lau baru saja berbahagia karena buku kumpulan Esai yang kami rintis bersama lima kawan lain telah terbit. Ya, Alhamdulillah, sebenarnya itu bukan buku pertama saya, melainkan buku kedua yang berbentuk kumpulan tulisan. Buku pertama saya berjudul Bodoisme, adalah kumpulan-kumpulan tulisan kawan-kawan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII). Sementara buku kedua yang baru saja terbit itu adalah kumulan esay dari penerima beasiswa LPDP, termsuk saya salah satunya.
Well, bukan itu poinnya. Terbitnya kedua buku tersebut, meski dengan jarak yang cukup panjang mengingatkan saya tentang mimpi, mimpiyang ternyata diamini oleh banyak orang hingga mimpi tersebut saat ini menjadi sesuatu yang nyata.
Tentang mimpi, seingat saya, waktu itu tahun 2010, tahun pertama saya di Kota Yogyakarta. Karena terlibat dalam sebuah organisasi islam, Pelajar Islam Indonesia (PII) saya diharuskan mengikuti latihan kader "Advance Training" di Nusa Tenggara Barat.
Yang saya ingat sampai saat ini, Advance Training saat itu seakan menjadi momen yang mengingatkan tentang mimpi telah dibangun sejak SD. Ya, mimpi menjadi penulis. Dengan segala keterbatasan yang saya miliki. Saya dengan yakin menyampaikan pada salah satu instruktur training saat itu, "Kang Jamal, saya ingin menjadi penulis dan terkenal di sleuruh Indonesia". Bersyukur saat itu bukanlah tertawaan yang saya dapatkan, melainkan motivasi untuk benar-benar mewujudkan mimpi tersebut.
"Ega, kamu mau terkenal diseluruh Indonesia? menulislah, biarkan buku yang mengantarkan namamu hingga ke pelosok negeri".
Seperti terbakar semangat, menulis sejak saat itu menjadi rutinitas saya. Kebanyakan memang tentang gejolak emosi, dituangkan melalui blog yang saat ini telah hilang terhapus waktu.
Meski sempat vakum dalam dunia maya tulis menulis, ternyata mimpi itu telah meelkat kuat dalam hati dan pikiran saya. Hingga alhamdulillah sampai saat ini telah terbit dua buku, meski masih dalam bentuk kumpulan tulisan. Semoga dalam tahun-tahun kedepan saya bisa merilis buku atas nama saya sendiri, bukan buku bersama lagi.
Akhirnya, mimpi itu memang harus diperjuangkan, bahkan setelah bertahun-tahun mimpi yang direncanakan itu telah mati terkubur, bahkan jika mimpi-mimpi itu, bagi sebagian orang adalah hal yang mustahil.
0 komentar:
Post a Comment