Kendari, 23.09 WITA
Namamu kueja pelan-pelan
Begitulah judul sebuah lagu dari Pusakata. Lama sekali aku tidak pernah mendengar lagu sesyahdu ini. Bukan karena lagunya tidak ada, tetapi mungkin saja perasaan syahdu itu baru kini lagi kurasa.
------------------------------------------------
ᨕᨙ .. ᨄᨘᨌᨘ ᨕᨘᨂᨊ ᨕᨘᨉᨊᨗᨊ ᨆᨑᨍ
Eeeee.. pucu’ unganna uddaninna maraja
Kamu di mana
Kucari kamu
Dalam hening dalam sepi
Dalam rindu yang lirih
Kuselipkan namamu dalam doa
Kueja pelan-pelan
Agar dapat engkau rasa
Dalam pelukan malam
ᨕᨙ .. ᨕᨙ ..
ᨈᨚ ᨂᨛ ᨈᨚ ᨂᨛᨊᨗᨐᨑᨚ
ᨆᨉᨛᨊᨛᨕᨗ ᨕᨘᨉᨊᨗ ᨆᨑᨍ
ᨆᨉᨛᨊᨛᨕᨗ ᨕᨘᨓᨕᨗ ᨆᨈ
ᨀᨙᨁᨑᨚ. ᨄᨚᨒᨙ ᨔᨗᨕᨊᨗᨊ ᨄᨛᨉᨗ ᨆᨔᨑ
ᨆᨉᨘᨊᨘ ᨕᨘᨓᨕᨗ ᨆᨈ ᨆᨑᨍ
ᨆᨉᨘᨊᨘ ᨆᨘᨈᨛᨑᨗ ᨕᨘᨓᨕᨗ ᨆᨈ
Eeeee.. eeeee.. tongeng tongeniyaro
Maddenne’i uddanie maraja
Maddenne’i uwwai mata
Kegaro pole sianinna peddi masara
Maddunu uwwae mata maraja
Maddunu muteri uwwai mata
Aih aiiih demikianlah adanya
Rindu begitu deras berjatuhan
Air mata begitu deras berjatuhan
Dari manakah datangnya segala kepedihan dan keresahan itu?
Kau menangis, air mata deras berjatuhan
Berjatuhan air mata, kau menangis
Inginku memelukmu
Meski tak cukup erat
Meski waktu tak bisa kita genggam
Tak bisa kita ulang
Kamu di mana
Kucari kamu
Kau kutunggu, kau kutunggu
Dalam sunyi yang merdu
-------------------------------------
Tentang mengeja nama dalam doa,
Seperti ada harap yang kuat,
Juga takut yang tak sedikit,
Memelukmu dalam doa,
Itulah yang bisa kulakukan saat ini.
Trimakasih